Jumat, 24 April 2009

Nusantara Conference, Medan, 17-19 April 2009


Nusantara Conference Medan, 17-19 April 2009 berlangsung dengan sukses. Mulai dari Leaders Meeting pada hari pertama hingga kebaktian terakhir di Minggu sore pukul 18.30 hingga selesai.

Sejumlah acara, kebaktian, dan kelas pelatihan diadakan di konferensi tersebut. Selain itu, jemaat Medan juga menyediakan wisata dengan transportasi tur keliling ke Tongging, air terjun Si Piso-Piso, dan Berastagi secara cuma-cuma. Dan menurut informasi dari panitia, dana tersebut diperoleh dari kerja keras sejumlah saudara-saudari dari ministry kampus Medan dengan cara menjual pakaian-pakaian bekas beberapa hari sebelum konferensi diadakan.

“Konferensi Medan merupakan salah satu konferensi yang paling ramah yang pernah saya hadiri”, demikian ungkap Pdt. Harliem Salim mengapresiasi jemaat Medan. Hal serupa disampaikan Pdt. Budi Hartono yang menyatakan bahwa konferensi pertama di Medan waktu itu adalah lebih dari sekadar acara karena di sana kasih dan keramahan jemaat Medan sangat dapat dirasakan para peserta konferensi berbagai daerah. “Konferensi Medan berhasil melampaui estimasi atau ekspektasi kami,” tambahnya.

Bagaimana tidak, Pembukaan Konferensi di Yang Lim Plaza pada tanggal 18 April 2009 dihadiri lebih dari 2000 orang. Acara-nya pun meriah dengan tari-tarian daerah, drama, paduan suara Consolasio yang pernah meraih juara pertama di kota Beijing dan penggondol tiga juara pertama di Australia. Plus sejumlah lagu yang dibawakan oleh artis ibukota Ria Warna di akhir atau penghujung acara tersebut.

Dan sebagai penutup acara, pimpinan GKDI Medan yaitu Sdr. Suwandi mendapat anugerah berupa posisi atau jabatan alkitabiah yaitu sebagai penginjil atau evangelist beserta isterinya, Sdri. Wernita sebagai woman ministry leader. Pada waktu yang sama Pdt. Harliem Salim menutup acara konferensi dengan mengumumkan serta meresmikan rencana pengiriman 5 (lima) misi pelayanan ke kota Pekan Baru, Bangka, Manokwari, Solo dan Ujung Pandang. Selain itu juga, ada terdapat 7 (tujuh) orang yang dibaptis setelah mengambil keputusan untuk bertobat dan menjadi murid Kristus.

Rabu, 22 April 2009

AROMA YANG MENYENANGKAN TUHAN


Tiga bulan dari tahun ini telah berlalu. Anda mungkin merasakan beban yang berat untuk melangkah ke depan. Keadaan semacam itu sangat mungkin dipengaruhi oleh kondisi Anda sebelumnya. Anda mungkin tidak semangat secara rohani selama tiga bulan terakhir. Tetapi, tetaplah bersemangat dan berilah yang terbaik. Jangan lihat ke belakang. Lihatlah sembilan bulan ke depan. Berdoalah dan bergantung kepada Tuhan dan bersungguh-sungguhlah terhadap Dia.

Saat ini saya ingin mengajak Anda untuk mempelajari Indra Penciuman Rohani. Bacalah Alkitab di Efesus 5:1-2:

5:1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.


Sesuai yang tertulis di sana, jadilah anak-anak dan penurut-penurut Allah yang saling mengasihi. Seperti Kristus yang mengasihi dan menyerahkan diri-Nya demi menebus dosa sehingga kita terlepas dari maut. Kasih dan pengorbanan-Nya adalah persembahan yang HARUM bagi Allah. Apakah Tuhan punya hidung seperti kita? Mengapa perbuatan Yesus itu HARUM bagi Allah?

Secara fisik, bau tidak dapat dilihat. Dari semua 5 indra, indra penciumanlah yang baru-baru ini lebih dimengerti para ahli. Para ahli baru mengerti bahwa molekul-molekul yang beterbangan kemudian dideteksi oleh syaraf reseptor di hidung yang terhubung dengan otak yaitu bagian MEMORI dan EMOSI. Sebagai buktinya, saya masih mengingat bau yang khas dari sebuah gedung tempat kebaktian yang kami sewa beberapa tahun yang lalu. Mungkin meski dengan mata yang tertutup saya dapat mengenalinya. Mengapa? Karena penciuman erat kaitannya dengan emosi dan memori saya. Contoh yang lain adalah tentang bau badan. Orang-orang dapat dikenali dari bau badannya, terlebih orang-orang tertentu dengan bau yang sangat kuat dan dominan.

Bau mempunyai peran yang penting dan sangat berarti. Coba bayangkan 2 kejadian. Kejadian pertama seandainya anda pergi ke sebuah restoran yang indah dan mewah, musiknya enak, makanannya enak tetapi ketika anda tiba, restorannya berbau menyengat dan tak sedap, apakah Anda ingin berada di sana untuk waktu yang lama? Tentu saja tidak bukan? Anda bahkan ingin meninggalkan tempat tersebut secepatnya bukan? Apa memori anda terhadap restoran tersebut? Kejadian yang kedua adalah suatu hari anda sedang mengalami pengalaman yang kurang baik dan melelahkan. Tetapi ketika anda tiba di rumah, istri anda telah menyediakan makanan dan sup yang sangat harum dan mengundang lapar anda. Bagaimana perasaan anda? Bau makanan dan perasaan yang menyenangkan akan anda ingat bukan?

Bagaimana dengan bau atau aroma yang harum? Anda pasti menyukainya karena menyegarkan dan menyenangkan Anda. Contohnya bau lavender yang diteliti dapat memberikan relaksasi dan kini telah tersedia di berbagai klinik kecantikan ataupun spa treatment.

Intinya, bau adalah sesuatu yang SANGAT berpengaruh, bukan saja bagi manusia, tetapi juga bagi Tuhan. Mari perhatikan ayat Kejadian 8:18-21 berikut ini:

8:18 Lalu keluarlah Nuh bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya.
8:19 Segala binatang liar, segala binatang melata dan segala burung, semuanya yang bergerak di bumi, masing-masing menurut jenisnya, keluarlah juga dari bahtera itu.
8:20 Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu.
8:21 Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan


Melalui ayat ini dapat kita temukan bahwa Tuhan ingin atau rindu mencium wangi pesembahan yang harum. Tadinya, Ia ingin melenyapkan manusia, tetapi karena Nuh, Tuhan berjanji untuk tidak mendatangkan air bah lagi. Dan sebagai tandanya, Ia menampilkan pelangi yang indah di atas langit yang biru. Dengan demikian, benarlah pernyataan ini:

Persembahan yang harum menggerakkan hati dan emosi Tuhan.

Dalam sejarah bangsa Israel di Perjanjian Lama, yaitu Keluaran 30 berisi persyaratan ukupan persembahan supaya menjadi HARUM bagi Tuhan:
SESUAI KEINGINAN TUHAN (BUKAN YANG KITA SUKA) (ay 34). Permintaan Tuhan terhadap suatu wangi-wangian yang sangat spesifik dan Ia memberitahu resep dan ramuannya.

30:34 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ambillah wangi-wangian, yakni getah damar, kulit lokan dan getah rasamala, wangi-wangian itu serta kemenyan yang tulen, masing-masing sama banyaknya

Hal ini berlaku dalam hidup kekristenan Anda dan saya. Semestinya kita bukan mempersembahkan apa yang Anda dan saya sukai tetapi apa yang di-inginkan Tuhan. Persembahan adalah soal apa yang Tuhan mau, bukan yang kita suka atau asumsikan. Contohnya: kebaktian, doa, dan lain-lain. Apakah caranya kita atau Tuhan? Sukanya kita atau yang Tuhan suka?

HATI YANG KUDUS (ay 35-37). Harus digarami, murni dan kudus. Ada terdapat 3 (tiga) kali kata kudus muncul di sana. Artinya bukan soal kebaktian yang megah atau lighting yang gemerlap, tetapi soal kita kudus apa tidak? Apakah kita bermain dengan dosa, kebaktian tanpa fellowship, gereja yang tidak menjalankan pemuridan, kekristenan tanpa pertobatan, tentu saja tidak di-inginkan oleh Tuhan.

Secara pribadi, saya di-ingatkan untuk tanggap dan cermat meraih setiap momen dalam hidup saya sehingga menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan. Bukannya mengabaikan satu atau dua moment dan berpikir “It’s ok. No problem”. Karena bukankah dengan satu momen yang tidak diabaikan Nuh telah mengubah sejarah manusia hingga saat ini. Karena persembahannya yang harum, Tuhan mengubah keputusannya tentang air bah.

HATI YANG SIAP DIBENTUK (ay 36). Satu hal yang penting disadari adalah bahwa bukan korban nya semata yang di-inginkan Tuhan tetapi hati yang hancur sebelum mempersembahannya. Perhatikanlah kisah tentang perempuan yang mencurahkan minyak wangi seharga satu tahun gaji ke atas kepada Yesus. Hatinya hancur dan bertobat dari dosa-dosanya. Bukan harga atau nilai minyak wanginya secara materi.

HANYA UNTUK TUHAN (ay 37). Wangi-wangian itu bukan untuk dinikmati oleh manusia sendiri tetapi hanya bagi Tuhan. Arti rohaninya adalah bahwa Tuhan-lah yang paling disembah dan ditinggikan oleh manusia. Dia-lah yang paling tahu dan yang menilai atau menentukan yang mana yang berkenan kepada-Nya, bukan manusia.

Persembahan adalah untuk Tuhan dan hanya untuk Tuhan bukan manusia. Seperti juga halnya ibadah atau pertemuan hendaknya menyenangkan Dia bukan orang lain. Dalam konteks penginjilan, hendaknya orang Kristen pun tidak sedang berupaya meng-entertain orang lain demi pencapaian pribadi, kelompok atau golongan.

Ringkasnya, ingatlah kebenaran-kebenaran tentang persembahan yang harum bagi Tuhan dan bagaimana sikap Tuhan terhadap manusia SANGAT DIPENGARUHI oleh harum tidaknya persembahan kita bagiNya:
1. Tidak semua persembahan berkenan kepada Tuhan. Ada yang Tuhan terima dan ada yang tidak. Contoh: persembahan Kain dan Habel; 250 orang yang ditelan bumi karena dosa dan pemberontakan meski mempersembahkan ukupan (band. Bil 16:31-33).
2. Tidak berkenan-nya Tuhan terhadap persembahan bukan hanya berlaku atau terjadi di Perjanjian Lama tetapi juga Perjanjian Baru. Contoh: Ananias dan Safira
3. Tuhan punya penciuman ilahi dan rohani. Ia ingin persembahan yang harum bukan yang bau.
4. Persembahan bagi Tuhan semestinya hanya diperuntukkan bagi Tuhan bukan manusia.
5. Persembahan yang disertai pertobatan dan hati yang hancur dapat menyurutkan atau memadamkan murka TUHAN yang berkobar (band. Bil 16:46)

Anda dapat melakukan tindakan-tindakan praktis sebagai persembahan yang harum bagi Tuhan:
1. Minta nasihat demi pertobatan dan perubahan hidup rohani
2. Bergumul, menyangkal diri dan setia kepada Tuhan
3. Jika Anda adalah orang Kristen yang egois, hendaknya Anda berubah.
4. Jika tiap minggu orang harus melayani Anda, cobalah bertanya kepada yang lain, apakah pendapat mereka tentang Anda? Bertobatlah dan layanilah Tuhan.
5. Bertobat dari dosa-dosa Anda. Berbuat dosa terhadap orang lain sesungguhnya adalah sesuatu yang bau di hadapan Tuhan.

Saya ingin menutup pelajaran ini dengan ceritera yang menarik tentang seorang guru kreatif dan murid-murid yang menyukainya. Suatu kali, guru kreatif tersebut menyiapkan permainan dart game yang special. Bukan dengan sejumlah lingkaran dengan titik tengah sebagai tempat nilai tertinggi. Tetapi, dengan sasaran yang digambar oleh murid-muridnya. Sasaran itu harus berupa gambar dari orang-orang yang mereka benci seperti: musuh, tetangga, ayah, ibu, kakak, adik, atau siapa saja yang tidak mereka sukai. Permainan pun berlangsung seru, penuh luapan emosi dan kemarahan seolah benar-benar melemparkan besi dart yang tajam itu kepada orang yang mereka benci. Setelah selesai, sang guru menarik gambar sasaran yang penuh lubang dan sobekan kertas itu dan tinggallah gambar Yesus yang ada dibelakangnya. Penuh lubang dan sobekan di sana-sini. Murid-murid pun tersentak dan terdiam. Sang guru pun mulai menjelaskan bahwa dosa-dosa terhadap orang lain sesungguhnya adalah dosa terhadap Tuhan. Semua itu bau bagi-Nya.

Oleh karena itu, bertobatlah! Jadilah bau yang harum dari/ bagi Kristus (band. II Korintus 2:15-16) dan persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati (band. Roma 12:1).

(Catatan khotbah BEREAN; Pembicara: Harliem Salim; Minggu, 5 April 2009)

Selasa, 21 April 2009

Liputan Khusus - Nusantara Conference (Day 1)


Nusantara Conference “In All Seasons”
Millenium Plaza - Medan, 17 April 2009


Nusantara Conference “In All Seasons” 17 – 19 April 2009 diawali sambutan oleh Pdt. Suwandi dan Ita kepada peserta konferensi yang datang dari berbagai kota di Indonesia seperti: Nias, Batam, Bandung, Bogor, Tangerang, Jakarta, Surabaya, Pontianak, Yogyakarta, Semarang,Manado, Bitung, dan Jayapura. Kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan pembicara pertama di Pertemuan Pemimpin Gereja dan Kelompok Kecil yaitu Pdt. Jonson Sibuea.

Dimulai tepat waktu yakni pukul 18.30 malam, Pdt. Jonson Sibuea memulai khotbahnya dengan berbagi cerita tentang kunjungannya ke makam Nomensen bersama dengan rekan-rekan pendeta yang lain. Beliau mengungkapkan kesan yang menandakan perasaan hormat dan bangga terhadap perintis Kristen di tanah Batak tersebut.

Dilanjutkan dengan pembacaan Alkitab dari 1 Sam 17:1-11, khotbah FACING YOUR GIANTS oleh pria kelahiran tanah Batak itu disampaikan dengan sukacita, ceria dan penuh cerita. Mulai dari pengalaman-nya sebelum bertobat sampai pasang-surut-nya dalam pelayanan. Meskipun sesungguhnya cerita atau kisah beliau merupakan kisah sedih, menantang bahkan mengancam dirinya, para peserta konferensi justru dibuatnya tertawa terbahak-bahak. Di samping ending cerita yang menggembirakan, Pdt. Jonson juga dapat menyaksikan penyertaan dan berkat Tuhan di dalam kehidupan pribadi dan pelayanannya.

Di antara kisah-kisah tersebut, beliau juga mengisahkan tentang pergumulannya mendiskusikan Alkitab kepada Sdr. Ivan yang dulu kurang menanggapi pada awalnya. Ditambah lagi dengan kisahnya sewaktu masih berumur 10 tahun yang mengejar-ngejar lawan berpostur tinggi dan besar. Semua itu ia sampaikan sebagai gambaran tentang kekuatan dan kebesaran Tuhan yang tidak dapat ditandingi atau dikalahkan. Persis seperti kisah Daud dan Goliat.

Ringkasnya, Pdt. Jonson Sibuea menyampaikan bahwa sebagai pemimpin Kristen, seseorang patut meneladani hidup Daud saat mengalahkan Goliat. Di dalam segala aspek, seorang Kristen butuh tinggal di dalam Dia, dengan demikian punya keberanian untuk maju menghadapi raksasa, menggunakan apa yang dimiliki dan bersandar pada kekuatan dan penyertaan Tuhan. Sehingga, seperti halnya Daud mengalahkan Goliat, demikian pula seorang Kristen sanggup mengalahkan raksasa-raksasa rohani di dalam kehidupan dan pelayanannya.

Di sesi ke-2 setelah khotbah Pdt. Jonson, Sdri. Alin berbagi kisah dan pengalamannya sewaktu dipilih menjadi pimpinan bagi anggota wanita dari tim pelayanan ke kota Medan. Sesuatu yang tidak pernah harapkan sebelumnya. Karena menurut beliau, ia adalah tipe orang di belakang layar, minder dan tidak suka menjadi pemimpin atau orang nomor satu. Di samping itu, menurut-nya, ia juga masih butuh mengasah dan meningkatkan kemampuannya untuk menjelaskan firman Tuhan kepada orang lain. Tetapi puji Tuhan, karena kebaikan, penyertaan dan kuasa-Nya, Sdri. Alin dapat menjadi pemimpin wanita yang efektif sehingga membawa pertumbuhan bagi jemaat Medan dari 14 orang hingga 180 anggota. Dan, hal itu tidak terlepas dari doa yang tekun dan bimbingan dari Sdri. Vania Salim, tambahnya.

Di sesi terakhir, Sdri. Vania Salim berbagi pengalamannya selama belasan tahun di pelayanan full time. "Waktu itu…, saya nggak punya pengalaman… dan jemaat mengalami masa yang sangat sulit", kenangnya meyakinkan peserta konferensi. Tetapi melalui pergumulan hidup dan pertarungan rohani, beliau semakin bertambah dewasa di dalam Tuhan. Dengan mengutip Alkitab yaitu Roma 8:28, Sdri. Vania Salim menjelaskan bahwa Tuhan turut bekerja di setiap situasi kondisi kehidupan. Meski mungkin di tengah perubahan, sakit-penyakit, dan lain-lain.

Nusantara Conference, Medan, Sat 18, 2009



IN ALL SEASONS
Lyrics by Vania Salim
Song by Rita Maspaitella


I sing You praises in all seasons
You are marvelous and holy
You are my strength, my rock of salvation
I want to worship You forever

I exalt your name in all the earth
You are majestic, full of glory
Died on the cross and conquered death
Gave me life and made me holy

Lord my God, you are my only reason
You reign forever majestic and holy
You are faithful in all the seasons
You are awesome in all glory
I want to worship You forever more
You are my sanctuary
You are my hiding place


MATAKU TELAH MELIHAT KEMULIAAN
Lirik oleh Rita Maspaitella
Vokal oleh Ria Warna dan Boy Clement


Sukacita tiada terbilang, melihat kerjaMu sungguh nyata
Kemilau jiwa-jiwa, yang t'lah Kau anugrahkan
Mataku tlah melihat kemuliaan

Waktu berjalan tanpa terasa, air mata keringat bercucuran
Tapi kuasaMu nyata, janjiMu Kau genapkan
Mataku tlah melihat kemuliaan

Reff:
PujiHu Tuhan, nusantara Kau layakkan
SyukurHu Tuhan, nyata sungguh janjiMu
Oh Tuhan biarlah api ini terus berkobar
Mataku tlah melihat kemuliaan

FirmanMu yang tlah ditaburkan, biji sesawi kecil jadi besar
Manusia meremehkan, tapi Tuhan berkuasa
Mataku tlah melihat kemuliaan

Angkat hatimu hai saudaraku, lihat kuasa Tuhan selalu bekerja
Biar badai menentang, Dia takkan tinggalkanmu
Mataku tlah melihat kemuliaan


Songs taken from IN ALL SEASONS music album
Produced by SONG OF SANCTUARY

Nusantara Conference, Medan, Fri 17, 2009



SELIDIKI HATIKU
Lagu oleh Rita Maspaitella
Vokal oleh Karina


Kau mencari lebih dalam
Lebih dalam dari sebuah lagu
Lebih dalam dari barisan puisi
Kau mencari hatiku

Kau mencari lebih dalam
Lebih dalam dari segala hikmat
Lebih dalam dari segala pengetahuan
Kau mencari hatiku

Selidiki dan kenal hatiku
Ujilah dan kenal pikiranku
Lihatlah apa jalanku salah
Tuntun aku dijalan yang kekal

Kau mencari lebih dalam
Lebih dalam dari segala kekuatan
Lebih dalam dari sgala kekayaan
Kau mencari hatiku

Tuntun aku Tuhan di jalan yang benar (3x)
Lihat hatiku apa jalanku benar

(Lyrics by Rita Maspaitella, inspired by Psalm 139:23-24.
When I (Rita) feel very tired in my trials and struggles. God wants my heart)

Songs taken from IN ALL SEASONS music album
Produced by SONG OF SANCTUARY