Nusantara Conference “In All Seasons”
Millenium Plaza - Medan, 17 April 2009
Millenium Plaza - Medan, 17 April 2009
Nusantara Conference “In All Seasons” 17 – 19 April 2009 diawali sambutan oleh Pdt. Suwandi dan Ita kepada peserta konferensi yang datang dari berbagai kota di Indonesia seperti: Nias, Batam, Bandung, Bogor, Tangerang, Jakarta, Surabaya, Pontianak, Yogyakarta, Semarang,Manado, Bitung, dan Jayapura. Kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan pembicara pertama di Pertemuan Pemimpin Gereja dan Kelompok Kecil yaitu Pdt. Jonson Sibuea.
Dimulai tepat waktu yakni pukul 18.30 malam, Pdt. Jonson Sibuea memulai khotbahnya dengan berbagi cerita tentang kunjungannya ke makam Nomensen bersama dengan rekan-rekan pendeta yang lain. Beliau mengungkapkan kesan yang menandakan perasaan hormat dan bangga terhadap perintis Kristen di tanah Batak tersebut.
Dilanjutkan dengan pembacaan Alkitab dari 1 Sam 17:1-11, khotbah FACING YOUR GIANTS oleh pria kelahiran tanah Batak itu disampaikan dengan sukacita, ceria dan penuh cerita. Mulai dari pengalaman-nya sebelum bertobat sampai pasang-surut-nya dalam pelayanan. Meskipun sesungguhnya cerita atau kisah beliau merupakan kisah sedih, menantang bahkan mengancam dirinya, para peserta konferensi justru dibuatnya tertawa terbahak-bahak. Di samping ending cerita yang menggembirakan, Pdt. Jonson juga dapat menyaksikan penyertaan dan berkat Tuhan di dalam kehidupan pribadi dan pelayanannya.
Di antara kisah-kisah tersebut, beliau juga mengisahkan tentang pergumulannya mendiskusikan Alkitab kepada Sdr. Ivan yang dulu kurang menanggapi pada awalnya. Ditambah lagi dengan kisahnya sewaktu masih berumur 10 tahun yang mengejar-ngejar lawan berpostur tinggi dan besar. Semua itu ia sampaikan sebagai gambaran tentang kekuatan dan kebesaran Tuhan yang tidak dapat ditandingi atau dikalahkan. Persis seperti kisah Daud dan Goliat.
Ringkasnya, Pdt. Jonson Sibuea menyampaikan bahwa sebagai pemimpin Kristen, seseorang patut meneladani hidup Daud saat mengalahkan Goliat. Di dalam segala aspek, seorang Kristen butuh tinggal di dalam Dia, dengan demikian punya keberanian untuk maju menghadapi raksasa, menggunakan apa yang dimiliki dan bersandar pada kekuatan dan penyertaan Tuhan. Sehingga, seperti halnya Daud mengalahkan Goliat, demikian pula seorang Kristen sanggup mengalahkan raksasa-raksasa rohani di dalam kehidupan dan pelayanannya.
Di sesi ke-2 setelah khotbah Pdt. Jonson, Sdri. Alin berbagi kisah dan pengalamannya sewaktu dipilih menjadi pimpinan bagi anggota wanita dari tim pelayanan ke kota Medan. Sesuatu yang tidak pernah harapkan sebelumnya. Karena menurut beliau, ia adalah tipe orang di belakang layar, minder dan tidak suka menjadi pemimpin atau orang nomor satu. Di samping itu, menurut-nya, ia juga masih butuh mengasah dan meningkatkan kemampuannya untuk menjelaskan firman Tuhan kepada orang lain. Tetapi puji Tuhan, karena kebaikan, penyertaan dan kuasa-Nya, Sdri. Alin dapat menjadi pemimpin wanita yang efektif sehingga membawa pertumbuhan bagi jemaat Medan dari 14 orang hingga 180 anggota. Dan, hal itu tidak terlepas dari doa yang tekun dan bimbingan dari Sdri. Vania Salim, tambahnya.
Di sesi terakhir, Sdri. Vania Salim berbagi pengalamannya selama belasan tahun di pelayanan full time. "Waktu itu…, saya nggak punya pengalaman… dan jemaat mengalami masa yang sangat sulit", kenangnya meyakinkan peserta konferensi. Tetapi melalui pergumulan hidup dan pertarungan rohani, beliau semakin bertambah dewasa di dalam Tuhan. Dengan mengutip Alkitab yaitu Roma 8:28, Sdri. Vania Salim menjelaskan bahwa Tuhan turut bekerja di setiap situasi kondisi kehidupan. Meski mungkin di tengah perubahan, sakit-penyakit, dan lain-lain.
Dimulai tepat waktu yakni pukul 18.30 malam, Pdt. Jonson Sibuea memulai khotbahnya dengan berbagi cerita tentang kunjungannya ke makam Nomensen bersama dengan rekan-rekan pendeta yang lain. Beliau mengungkapkan kesan yang menandakan perasaan hormat dan bangga terhadap perintis Kristen di tanah Batak tersebut.
Dilanjutkan dengan pembacaan Alkitab dari 1 Sam 17:1-11, khotbah FACING YOUR GIANTS oleh pria kelahiran tanah Batak itu disampaikan dengan sukacita, ceria dan penuh cerita. Mulai dari pengalaman-nya sebelum bertobat sampai pasang-surut-nya dalam pelayanan. Meskipun sesungguhnya cerita atau kisah beliau merupakan kisah sedih, menantang bahkan mengancam dirinya, para peserta konferensi justru dibuatnya tertawa terbahak-bahak. Di samping ending cerita yang menggembirakan, Pdt. Jonson juga dapat menyaksikan penyertaan dan berkat Tuhan di dalam kehidupan pribadi dan pelayanannya.
Di antara kisah-kisah tersebut, beliau juga mengisahkan tentang pergumulannya mendiskusikan Alkitab kepada Sdr. Ivan yang dulu kurang menanggapi pada awalnya. Ditambah lagi dengan kisahnya sewaktu masih berumur 10 tahun yang mengejar-ngejar lawan berpostur tinggi dan besar. Semua itu ia sampaikan sebagai gambaran tentang kekuatan dan kebesaran Tuhan yang tidak dapat ditandingi atau dikalahkan. Persis seperti kisah Daud dan Goliat.
Ringkasnya, Pdt. Jonson Sibuea menyampaikan bahwa sebagai pemimpin Kristen, seseorang patut meneladani hidup Daud saat mengalahkan Goliat. Di dalam segala aspek, seorang Kristen butuh tinggal di dalam Dia, dengan demikian punya keberanian untuk maju menghadapi raksasa, menggunakan apa yang dimiliki dan bersandar pada kekuatan dan penyertaan Tuhan. Sehingga, seperti halnya Daud mengalahkan Goliat, demikian pula seorang Kristen sanggup mengalahkan raksasa-raksasa rohani di dalam kehidupan dan pelayanannya.
Di sesi ke-2 setelah khotbah Pdt. Jonson, Sdri. Alin berbagi kisah dan pengalamannya sewaktu dipilih menjadi pimpinan bagi anggota wanita dari tim pelayanan ke kota Medan. Sesuatu yang tidak pernah harapkan sebelumnya. Karena menurut beliau, ia adalah tipe orang di belakang layar, minder dan tidak suka menjadi pemimpin atau orang nomor satu. Di samping itu, menurut-nya, ia juga masih butuh mengasah dan meningkatkan kemampuannya untuk menjelaskan firman Tuhan kepada orang lain. Tetapi puji Tuhan, karena kebaikan, penyertaan dan kuasa-Nya, Sdri. Alin dapat menjadi pemimpin wanita yang efektif sehingga membawa pertumbuhan bagi jemaat Medan dari 14 orang hingga 180 anggota. Dan, hal itu tidak terlepas dari doa yang tekun dan bimbingan dari Sdri. Vania Salim, tambahnya.
Di sesi terakhir, Sdri. Vania Salim berbagi pengalamannya selama belasan tahun di pelayanan full time. "Waktu itu…, saya nggak punya pengalaman… dan jemaat mengalami masa yang sangat sulit", kenangnya meyakinkan peserta konferensi. Tetapi melalui pergumulan hidup dan pertarungan rohani, beliau semakin bertambah dewasa di dalam Tuhan. Dengan mengutip Alkitab yaitu Roma 8:28, Sdri. Vania Salim menjelaskan bahwa Tuhan turut bekerja di setiap situasi kondisi kehidupan. Meski mungkin di tengah perubahan, sakit-penyakit, dan lain-lain.
1 komentar:
WOUW....SMANGADH bgt dgn nusantara conference di medan. maski aq ga punya kesempatan kesana tp liat liputan2 n good news dr sis group aq kykny aq bs ngebayangin acara yang awesome bgt...
Smangadh buat conference selanjutnya.... I'll be there.... c u....
Posting Komentar